BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Kamis, 15 Oktober 2009

Liquidity

Financial Ratio

There are 5 groups outlined ratio, among others:

1. Liquidity

2. Leverage Ratio

3. Profitability

4. Activities Ratio

5. Market ratio

for the first opportunity I will to trying illustration Liquidity Ratio, and other Ratio for a next time.

A. Liquidity Ratio

Liquidity ratio is the ratio that describes how a company's position in ensuring the smooth obligations. Company is good if this more liquid. But if too much liquid was also not good because the company will fund the unemployed. The less liquid companies were also not very good because it feared the company would not be able to pay obligation that is due.

    • 1) Current Ratio

Current ratio=Current assets/Current debt

    • 2) Acid Test Ratio

Acid Test Ratio= (Current assets-Inventory)/Current debt

Sabtu, 12 September 2009

Seni Valuasi: Harga Wajar Saham, Siapa yang Tau?

Kita ketahui sekarang ini banyak cara atau usaha untuk menhasilkan uang, tentu dengan catatan kita harus cerdik dan pintar melihat peluang yang ada. Salah satu peluang yang mungkin kita bisa masuk kedalamnya adalah dengan cara berinvestasi. Investasi adalah usaha kita menanamkan modal atau menunda pemakain uang atau harta kita dimana kita mengharapkan return pada kemudian hari. Return ini bisa sangat besar, namun seiring dangan itu disertai pula risiko yang besar. Tidak seperti jika kita menabung di bank, kita sudah pasti akan mendapatkan bunga setiap tahunnya, yang bearti risikonya lebih kecil, namun return yang kita dapat juga lebih kecil.

Setelah kita memutuskan untuk melakukan invetasi, langkah selanjutnya tentu saja menentukan akan berinvestasi dibidang apa kita. Mengetahui dunia pasar modal sekarang ini semakin berkembang, merupakan pilihan tepat kalau kita mencoba bidang ini. Namun begitu untuk kalangan awan khususnya yang tidak mengerti bidang ekonomi, investasi disini sangatlah sulit. Namun kalu kita tahu cara, teknik dan taktik serta tau kapan kita harus masuk dan keluar, tidak lah terlalu sulit bermain didalamnya.

Dalam blog ini secara khusus akan kita pelajari bagaimana cara kita menentukan nilai intrisik atau sering disebut dengan harga wajar saham. Sebelum kita memilih saham apa kita berinvestasi didalamnya, kita terlebih dahulu mencari bidang atau sector apa yang memberikan prospek paling cerah. Beberapa tahun terakhir saham-saham pertambangan mempunyai prospek yang cerah mengingat terus naiknya harga-harga komoditas pertambangan. Berikut adalah analisa untuk PT. Aneka Tambang Tbk.

Harga

1260

EPS

104

PER

11,5

Devidend

41

Devidend payout ratio

40%

EPS growth

-24

ROE

17,2

Risk Premium

18.16%

Dari valuasi pada table tersebut dapat dilihat PER antam cukup kecil yaitu Cuma sekitar 11 kali, yang artinya pelaku pasar mau mengeluarkan uangnya sebelas kali EPS nya untuk mendapatkan saham tersebut. ROE sendiri juga cukup besar 17%, itu sekitar 2x besarnya suku bunga bank dan 2x lebih besar dari laju inflasi.

Selanjutnya yang akan kita lakukan adalah mengestimasi pertumbuhan EPS 5 tahun yang akan datang. Jika pertumbuhan EPS lebih besar dari 15% maka proyeksi pertumbuhan EPS selanjutnya diperkirakan sebesar 15%. Jika pertumbuhan EPS kurang dari 15% maka proyeksi pertumbuhan EPS nya adalah sebesar 10%. Dari table diatas dapat dilihat bahwa EPS growth kurang dari 15% maka proyeksi pertumbuhan untuk 5 tahun kedepan adalah 10%.

Setelah kita selesai mengestimasi EPS pada 5 tahun kedepan selanjutnya kita harus mengestimasi P/E nya. Jika P/E pada tahun ini lebih dari 20 maka proyeksi pada 5 tahun kedepan adalah sebesar 17. Jika P/E pada tahun ini kurang dari 20 maka proyeksi P/E pada 5 tahun kedepan adalah 12. Dari table dapat dilihat besarnya P/E adalah 11,5 maka proyeksi P/E 5 tahun mendatang adalah sebesar 12.

LANGKAH 1: Menghitung EPS 5 tahun ke depan berdasarkan proyeksi pertumbuhan 10%

Proyeksi EPS

Proyeksi EPs pada akhir tahun

Akhir tahun 2009

104 x 1.10

114,4

Akhir tahun 2010

114,4 x 1.10

125.84

Akhir tahun 2011

125.84 x 1.10

138.42

Akhir tahun 2012

138.42 x 1.10

152.27

Akhir tahun 2013

125.27 x 1.10

167.49

Proyeksi pada tahun ke 5 adalah sebesar Rp.167,49

LANGKAH 2: Mengalikan proyeksi P/E dengan proyeksi EPS pada tahun ke 5 (tahun 2013)

Kita ketahui P/E adalah pembagian antara haraga wajar dengan estimasi EPS. Maka

P/E = harga / estimasi EPS

Harga = P/E * estimasi EPS

=12 x 167.49

=2009.88

Saham ini akan diperdagangkan dengan harga rp.2009,88 pada akhir tahun ke 5.

LANGKAH 3: Menghitung laba yang dibayarkan sebagai dividen

Selanjutnya kita hitung jumlah deviden yang akan dibagikan kepada pemegang saham. PT Aneka Tambang tbk memberikan porsi deviden yang akan dibagikan adalah sebesar 40%. Sehingga jumlah dan deviden yang akan dibagikan pada 5 tahun ke depan dapat dilihat pada table di bawah ini.

EPS x payout rasio

Dividend

Tahun 2009

114,4 x 0.4

45.76

Tahun 2010

125.84 x 0.4

50.37

Tahun 2011

138.42 x 0.4

55.34

Tahun 2012

152.27 x 0.4

60.91

Tahun 2013

167.49 x 0.4

67

Total

279.38


LANGKAH 4: Menghitung harga saham total

Langkah berikutnya adalah menghitung harga total dengan cara menambahkan harga pada tahun kelima dengan deviden yang diberikan.

Total= 2009.88 + 279.38

=2289.26

Rp.2289,26 inilah nilai yang kita harapkan pada 5 tahun yang akan dating. Tentu saja selanjutnya kita mencari berapa harga pantas sahm tersebut saat ini.


LANGKAH 5: Menentukan berapa harga yang pantas dibayarkan untuk mendapatkan return yang layak

Sebenarnya berinvestasi dipasar modal dengan berinvestasi di deposito yang membedakan adalah bahwa pada deposito sudah diketahui berapa return yang akan kembali dari besarnya suku bunga deposito. Sekarang ini suku bunga deposito di Indonesia berkisar antara 6-7%. Tentu saja dengan return sebesar itu tidak aka ada artinya dengan tingkat inflasi tahunan yang tahun ini diperkirakan sebesar 6.25%. Untuk itu alasan mengapa orang melakukan investasi adalah untuk mencari return yang lebih besar. Namun begitu dengan semakin besarnya return maka akan semakin besar risk nya. Maka dari itu dalam berinvestasi kita akan mendapatkan kelebihan risk yang biasa disebut sebagai risk premium. Besarnya risk rata-rata adalah sebesar 12.88%. jika ditambah dengan suku bunga deposito maka total return yang harus kita dapatkan adalah sekitar 18.88%.

Nah selanjutnya kita cari berapa harga yang pantas kita bayarkan untuk saham tersebut. Pada tahun 20013 nilai total dari antam adalah sebesar Rp.2289,26.

Nilai total / risk

Harga wajar saham

Tahun 2013

2289,26 / 1.1888

1925.69

Tahun 2012

1925.69 / 1.1888

1619.86

Tahun 2011

1619.86 / 1.1888

1362.60

Tahun 2010

1362.60 / 1.1888

1146.12

Tahun 2009

1146.12 / 1.1888

964.16

Dapat dilihat bahwa nilai wajar saat ini adalah di kisaran Rp.960 an, sedangkan harga yang tercatat dibursa pada saat saya mengerjakan analisis ini menunjukan saham aneka tambang sudah di perjualbelikan pada level Rp.1260. Jelas itu sudah terlalu mahal. Maka keputusan dan kecerdikan seorang investor sangat dibutuhkan disini. Saya disini hanya ingin mencoba metode yang digunakan oleh salah seorang teman, untuk itu analisis ini hanyalah rekomendasi. Keputusan tetap berada ditangan investor, so buy or wait, is your entirely. Salam Investor.

Jumat, 04 September 2009

Bermacam Rasio yang bisa digunakan

Analisis Fundamental adalah suatu analisis yang di dasar kan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Metode ini menitik beratkan pada analisis rasio financial yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Para pakar Ekonomi menganggap analisis fundamental lebih cocok untuk memilih saham untuk investasi jangka panjang. Berikut beberapa contoh Rasio yang bisa digunakan dalam menganalisa keuangan perusahaan.

a) EPS(earning per share) adalah sebuah ratio yang menggambarkan tingkat laba dari setiap lembar saham. Dengan menggunakan ratio ini kita dapat mengetahui seberapa besar tingkat keuntungan perlembar saham suatu perusahaan. Ratio ini akan dibandingkan dengan nilai-nilai EPS pada kuartal yang sama tahun-tahun sebelumnya.

b)PER(price to earning ratio)

Ratio ini sering digunakan untuk menentukan apakah harga saham sudah terlalu mahal atau masih murah. walaupun murah mahal nya harga suatu saham itu relatif, namun sekarang ini ada beberapa standar PER yang digunakan. Angka ini sudah diterima secara umum oleh para apelaku pasar di bursa maupun oleh Dosen di kelas. Dengan acuan angka ini, jika lebih dari setandar maka terlalu mahal, dan jika kurang atau kurang dari itu bisa dikatakan murah. Sebenarnya jika di telusur dari mana angka ini, yaitu harga saham dengan keuntungan persaham. untuk berapa besarnya standar itu sendiri banyak yang menyebutkan Per standar adalah sebesar 15. Artinya dari angka 15 dapat kita simpulkan bahwa para pelaku pasar masih bersedia mengeluarkan dan sebesar 15 kali lipat dari return yang kemungkinan akan didapat. Untuk besarnya return dapat dicari dengan membagi 1 dengan PER itu sendiri. Sebagai contoh kita ambil PER 15.

Nilai sebesar 6.67% inilah return yang diharapkan oleh para investor. Jika Per semakin besar maka nilai baginya akan menjadi semakin kecil, artinya dari capital yang kita keluarkan bisa-bisa tidak sebanding dengan gain yang mungkin akan kita dapatkan, dengan kata lain terlalu mahal. Sebaliknya jika PER dibawah 15 maka nilai return yang mungkin akan didapat menjadi lebih besar. Dengan analisis itulah PER sering dipakai untuk menganalisis apakah harga saham suatu perusahaan masih bisa dibilang murah atau mahal.

c)PEG ratio(price to earning ratio) adalah ratio yang membandingkan antara harga saham dengan pertumbuhan EPS.

Dapat kita lihat jika harga saham turun maka PEG juga akan turun, dan jika EPS mengalami pertunmbuhan maka PEG juga akan turun. Artinya suatu saham dapat dikatakan murah atau layak koleksi jika PEG ratio dari tahun ke tahun mengalami penurunan semakin kecil. Semakin kecil nilai PEG maka harga saham akan semakin berada di bawah nilai nominalnya.