BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Kamis, 04 Maret 2010

INDIKATOR-INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL

MOVING AVERAGES

Moving averages adalah salah satu alat yang paling populer dan mudah digunakan untuk para analis teknikal. Cara kerja dari indikator ini adalah dengan menghitung rata-rata tertimbang dari harga saham berdasarkan periode waktu. Alat ini berfungsi untuk memuluskan satu serial data dan memudahkan kita untuk memetakan tren, sesuatu yang khususnya akan sangat membantu dalam pasar yang volatil. Moving averages dibagi menjadi beberapa macam diantaranya Simple Moving Average (SMA) dan Exponential Moving Average (EMA), Weight Moving Average (WMA), Tringular Moving Average (WMA).

Simple Moving Average (SMA)
Suatu simple moving average dibentuk dengan menghitung rata-rata (mean) harga suatu sekuritas selama periode waktu tertentu. Walaupun dimungkinkan untuk menciptakan moving averages dari data harga pembukaan (open), tertinggi (high), dan terendah (low), namun keba-nyakan moving averages diciptakan dengan menggunakan data harga penutupan (close). Sebagai contoh, simple moving average 5-hari dihitung dengan menjumlahkan harga-harga penutupan 5 hari terakhir dan membagi totalnya dengan 5.
jumlah = 10 + 11 + 12 + 13 + 14 = 60
rata-rata = (60/5) = 12
Kalkulasi ini diulang untuk setiap batang harga pada grafik. Nilai-nilai rata-rata tersebut kemudian digabungkan untuk membentuk kurva yang dimuluskan – garis moving average. Melanjutkan contoh kita di atas, jika harga penutupan berikutnya dalam rata-rata adalah 15, maka periode baru ini akan ditambahkan sehingga hari yang tertua, dalam hal ini adalah 10, akan dibuang. Simple moving average 5-hari yang baru kemudian akan dikalkulasikan sebagai berikut:
jumlah = 11 + 12 + 13 + 14 + 15 = 65
rata-rata = (65/5) = 13
Selama 2 hari terakhir, SMA bergerak dari 12 ke 13. Setiap kali data hari baru ditambahkan, data hari yang tertua akan dihilangkan dan moving average akan melanjutkan gerak dengan bertambahnya waktu. Demikian seterusnya.

Exponential Moving Average (EMA)
Dalam rangka untuk mengurangi efek lambat pada simple moving average, para teknikalis sering menggunakan exponential moving averages (sering juga disebut exponentially weighted moving averages). EMA mengurangi kelambatan dengan memberikan bobot lebih pada harga-harga yang lebih kini relatif terhadap harga-harga yang lebih lampau. Pembobotan lebih yang dibe-rikan pada harga-harga terkini tergantung pada spesifikasi periode moving average. Semakin pendek periode EMA yang dipakai, semakin besar bobot yang akan diberikan pada harga-harga terkininya. Sebagai contoh, EMA 10-hari memberi bobot pada harga terkininya sebesar 18,18%, sementara EMA 20-hari memberinya bobot sebesar 9,52%. Sebagaimana yang akan ditunjukkan kemudian, kalkulasi EMA jauh lebih rumit dari pada kalkulasi SMA. Hal penting yang mesti diingat adalah bahwa exponential moving average memberikan bobot lebih pada harga terkininya. Dikarenakan oleh hal tersebut, maka EMA akan bereaksi lebih cepat pada perubahan harga terkininya dari pada SMA.

Weight Moving Average (WMA)
Moving average jenis ini menggunakan pembobotan pada perhitungannya. Asumsi yang muncul berdaar pada berbagai anggapan. Pada metode ini memberikan bobot yang lebih besar pada harga periode terakhir. Nilai WMA berasal dari jumlah seluruh nilai saham yang telah diberi pembobotan dibagi dengan jumlah bobot. Harga saham yang pertama diberi bobot satu, kemudian dengan angka 2, lalu 3 dan seterusnya. Berikut contoh perhitungan WMA dengan time period 5.
Jumlah = (1x10)+(2x11)+(3x12)+(4x13)+(5x14)= 190
Rata-rata = 190/15 = 12,67
Sama seperti SMA kalkulasi ini dihitung setiap batang harga. Nilai-nilai rata-rata tersebut kemudian digabungkan yang akan mebentuk suatu garis WMA. Demikin seterusnya.

Tringular Moving Average
Metode ini memberikan bobot yang lebih berat pada harga yang berada di tengah. Sistemnya bermacam-macam, ada yang memakai segitiga pascal, ada yang memakai sistem pada metastock. Misal untuk rentang waktu 5 hari, hari pertama diberi bobot 1, hari kedua diberi bobot 2, ketiga 4, keempat 2, dan kelima 1.
Jumlah = (1x10)+(2x11)+(4x12)+(2x13)+(1x14)= 12o
Rata-rata= 120/10 = 12
Dari perhitungan tersebut dapat diketahui untuk metode Tringular Moving Average didapatkan hasil 12. Untuk kalkulasi serta garisnya sama dengan tiga metode sebelumnya.
MA jenis apapun yang dipakai, namun prinsip dasarnya adalah menghitung rata-rata dari harga saham dengan periode waktunya.

0 komentar: