BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Senin, 05 April 2010

Double Bottom

Double bottom adalah pola pembalikan yang terbentuk setelah suatu tren turun yang berkepanjangan. Sebagaimana diimplikasikan oleh namanya, pola ini terbentuk dari 2 palung berurutan yang sama, dengan puncak moderat di antaranya. Meskipun bisa terdapat beberapa variasi, double bottom klasik biasanya menandai perubahan tren jangka menengah atau jangka panjang. Beberapa potensi double bottom dapat terbentuk sepanjang penurunan, dan kita akan melihat pada poin kunci di formasi tersebut.
1. Tren Sebelumnya: Pola penurunan apapun dapat mengawali pola double bottom ini.
2. Palung Pertama: Palung yang pertama harus menandai poin terendah pada tren saat ini. Kemudian dilanjutkan dengan pembentukan puncak moderatnya.
3. Puncak: Stelah palung yang pertama, volume meningkat sebesar 10% sampai 20%. Pembentukan palung yang pertama biasanya tidak konsekuen karena terjadi pertarungan yang kuat antara permintaan dan penjualan. Tinggi puncak dari lembah nanti akan digunakan sebagai target price yang diinginkan.
4. Palung Kedua: Volume yang rendah akan menyebabkan penurunan dari puncak moderat, dan akan menuju support pada harga terendah sebelumnya. Support dari harga terendah sebelumnya dapat diperkirakan, dan jika harga bias ditutup diatas support maka kemungkinan harga akan kembali naik. Jangka waktu antara palung yang satu dengan yang lain dapat berbeda-beda dari mingguan hingga bulanan, dengan waktu normal 3 bulan.
5. Kelanjutan dari Palung: Volume sangat penting untuk pola double top, terutama pada saat pembentukan palung yang kedua. Volume yang tinggi menyebabkan harga bergerak naik. Terdapat bukti yang jelas bahwa volume dan tekanan beli saling berakselerasi selama kenaikan menuju palung yang kedua. Peningkatan ini juga ditandai dengan adanya satu atau dua gap.
6. Penembusan Resistance: Walaupun sudah terjadi transaksi diatas resistance, pola doule bottom lengkap sebelum terjadi penembusan resistance dari puncak yang terbentuk. Hal ini juga akan terjadi dengan adanya peningkatan volume dan/atau percepatan gerak naik.
7. Resistance Berbalik Support: Setelah harga terus bbergerak naik maka resistance pun akhirnya jebol. Pada posisi ini bisa digunakan untuk menutup posisi short atau berinisiatif menentukan posisi long, tergantung dari penutupan harga.
8. Target Harga: Target harga adalah jarak antara puncak moderat dengan palung. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar formasinya maka akan semakin besar pula potensi peningkat-an yang akan terjadi.

Double bottom merupakan pola pembalikan jangka menengah dan jangka panjang. Pola ini tidak akan terjadi hanya dalam beberapa hari. Untuk data terendah/palung, setidaknya dibutuhkan waktu 4 minggu. Terkadang bottom terbentuk lebih lama dari pada top. Dibutuhkan kesabaran sambil menunggu perkembangan dari pola dan cari petunjuk yang layak. Peningkatan dari palung harus 10% - 20%. Palung yang kedua akan membentuk harga terendah dengan 3% dari harga terendah sebelumnya. Perlu diingat juga bahwa volume dan tekanan beli sangat berpengaruh dalam pembentukan pola ini. Indikator volume seperti sthocastic ocilator dapat digunakan untuk mencari sinyal oversold. Begitu pula dengan double top, adalah penting untuk menunggu resistance breakout. Pembentukan tidak akan lengkap sampai reaksi tertinggi sebelumnya telah terjadi.



Double Bottom pada saham US T-bonds.

Setelah bergerak turun selama enam bulan, pergerakan saham us t-bonds membentuk double bottom dan break pada resistance dengan pertambahan volume. Analisisnya adalah sebagai berikut:
1. Dari titik tertinggi pada kisaran januari 2006, harga terus mengalami penurunan sampai dengan bulan may. Setelah volume hampir tidak ada pada awal bulan may, terjadi kenaikan volume pada pertengahan may yang menyebabkan terbentuknya palung yang pertama. Harga mulai bergerak naik, ditandai dengan bertambahnya jumlah volume.
2. Pada periode berikutnya, walaupun volume semakin meningkat, tetapi terjadi tekanan jual yang cukup tinggi sehingga menyebabkan saham gagal breakout. Saham pun kembali terkoreksi, namun volume meningkat.

4. Setelah terbentuk puncak moderat, volume penjualan kembali menghilang. Harga semakin cepat bergerak kebawah. Namun dalam kurun waktu sekitar 3 minggu aksi beli kembali terjadi. Dan mulai terbentuk Palung yang kedua dengan harga terendah sama dengan harga terendah sebelumnya.
5. Peningkatan harga dari harga terendah yang kedua menunjukkan akselerasi pergerakan dengan pertambahan volume.
6. Resistance berhasil ditembus pada awal bulan agustus. Walaupun sempat terjadi sekali koreksi dan sekali koreksi, namun secara konsisten harga terus bergerak naik dan target harga berhasil dicapai pada pertengahan september.

0 komentar: