DISFIAN ONI RAHMAD BUKHORI (20207345)
PENERAPAN ANALISIS TEKNIKAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM BERINVESTASI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA
(33, 2010)
Kata Kunci: Analisis Teknikal dengan indikator Simple Moving Average
Dalam berinvestasi di sektor financial, baik pasar uang maupun pasar modal ada dua macam analisis yang bisa digunakan, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental melihat kondisi ekonomi baik mikro perusahaan maupun makro suatu Negara dan global.
Tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah untuk mengetahui seberapa besar manfaat yang bisa diambil dari analisis teknikal dalam berinvestasi saham. Dengan analisis teknikal, diharapkan kita bisa mendapatkan gain yang optimal. Serta kita bisa mengetahui seberapa besar tingkat resiko investasi yang kita ambil.
Setelah dilakukan analisis dengan Simple Moving Average, maka kita dapat memprediksikan akan kemana pergerakan harga tersebut. Ketika garis Simple Moving Average memotong grafik pergerakan harga dari bawah merupakan sinyal jual. Sebaliknya ketika grafik pergerakan harga memotong garis Simple Moving Average dari bawah maka itu adalah sinyal beli.
(DAFTAR PUSTAKA)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya pasar modal tidak jauh berbeda dengan pasar-pasar tradisional yang sering kita kenal, dimana ada pedagang, pembeli, dan kegiatan tawar menawar. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lainnya dan sarana kegiatan investasi. Pasar modal juga berfungsi mempertemukan pihak yang memerlukan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Jadi dapat disimpulkan pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.
Sementara itu untuk kalangan praktisi, seperti masyarakat umum, pasar modal dapat menjadi alternatif bagi mereka yang mempunyai kelebihan dana untuk menginvestasikan sebagian dananya. Surat berharga yang umum diperjual belikan adalah saham. Saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang memiliki tingkat resiko tinggi namun dapat juga memberikan return yang tinggi. Itu terjadi karena sifatnya yang peka terhadap berbagai macam rumor maupun isu baik dibidang politik, ekonomi, hokum dan sosial. Serta perubahan yang terjadi di perusahan itu sendiri.
Pada dasarnya hal yang paling mempengaruhi perubahan harga saham adalah kekuata permintaan dan penawaran. Sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran harga akan naik jika pemintaan naik, dan harga akan turun jika terjadi sebaliknya. Jadi volume transaksi yan terjadi sangat mempengaruhi pergerakan harga saham.
Untuk mengetahui perubahan tersebut, apakah harga akan naik atau harga akan turun maka diperlukan suatu analisis yang dapat memprediksinya. Terdapat dua analisa yang dapat digunakan oleh investor yaitu Analisis Teknikal dan Analisis Fundamental. Analisis fundamental adalah analisis yang berhubungan dengan fundamental suatu perusahaan, posisi keuangan suatu perusahaan. Selain itu analisis fundamental juga melihat kondisi perekonomian dan politik suatu Negara. Seperti inflasi, ekonomi makro, ataupun stabilitas nasional. Analisis fundamental memperkirakan pergerakan dimasa yang akan datang dengan melihat laporan keuangan serta kondisi perekonomian suatu Negara. Sedangkan Analisis Teknikal adalah analisis yang memperkirakan pergerakan harga dimasa yang akan datang dengan cara melihat pergerakan harga dimasa lalu. Salah satu asumsi dalam analisis teknikal adalah history repeat itself (harga saham dimasa lalu dapat digunakan untuk memprediksi harga saham dimasa yang akan datang).
Pada analisis fundamental faktor-faktor yang di lihat adalah laporan keuangan dan kondisi perekonomian suatu negara, tapi pada analisis teknikal investor berasumsi bahwa harga yang tercermin di pasar sudah menunjukan segala faktor yang mempengaruhinya. Seperti rumor atau isu yang beredar. Ini sesuai dengan asumsi Market action discount everything. Asumsi terkhir adalah Price move in trend. Yaitu ada kemungkinan pola pergerakan yang tejadi dimasa lalu akan terulang dimasa yang akan datang.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut dalam bentuk penulisan ilmiah dengan judul “PENERAPAN ANALISIS TEKNIKAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM BERINVESTASI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus pada Saham PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR, Tbk)
1.2 Rumusan dan Batasan Masalah
1.2.1 Rumusan Masalah
Analisis teknikal biasanya digunakan oleh para investor jangka pendek. Mereka membeli saat harga naik, dan menjualnya saat harga turun. Maka dibutuhkan ketepatan dalam memprediksi kapan waktu yang tepat untuk membeli dan kapan waktu yang tepat untuk menjual. Oleh karena itu, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana memprediksi kapan waktu beli dan waktu jual dalam transaksi saham dengan analisis teknikal?
2. Bagaimana mengoptimalkan gain dari suatu saham dengan analisis teknikal?
1.2.2 Batasan Masalah
Pada penulisan Ilmiah ini penulis membatasi masalah pada pergerakan harga saham PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk. Adapun data yang digunakan adalah pergerakan harian harga saham PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk yang diperoleh dari situs yahoo finance.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah:
1. Memprediksikan kapan waktu beli dan waktu jual yang tepat dengan menggunakan garis trend, pola grafik, dan indicator.
2. Mengoptimalkan gain dari suatu saham dengan analisis teknikal.
1.4 Manfaat Penelitan
Adapun manfat yang diharapkan penulis kelompokan menjadi beberapa bagian. Manfaat tersebut adalah:
1. Manfaat Akademis
Sumbangan pustaka bagi seluruh pihak peguruan tinggi yang membutuhkan referensi, khususnya tentang analisis teknikal. Selain itu diharapkan dengan membaca Penulisan Ilmiah ini para akademisi khusunya mahasiswa tertarik untuk mendalami dunia pasar modal.
2. Untuk Para Investor
Dengan analisis yang digunakan, diharapkan bisa dipakai oleh para investor sebagai salah satu referensi dalam membuat rencana fortofolio nya.
3. Manfaat Untuk Masyarakat Umum
Dengan membaca Penulisan Ilmiah ini diharapkan masyarakat umum tertarik untuk menekuni bidang pasar modal.
1.5 Metode Penelitian
1.5.1 Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk. 1.5.2 Data
Karena analisis teknikal memprediksikan pergerakan harga dimasa yang akan datang dengan pergerakan harga dimasa lalu, maka data yang digunakan dalam penulisan ilmiah ini adalah pergerakan harian harga saham PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk.
1.5.3 Metode Pengumpulan Data
1.5.3.1 Studi Pustaka
Pengumpulan teori-teori yang diperlukan serta sumber tertulis lainnya yang berhubungan dengan penulisan ilmiah ini.
1.5.3.2 Studi Lapangan
Data yang dipakai dalam penulisan ilmiah ini berasal dari daftar pergerakan harga saham yang diperoleh dari situs yahoo finance.
1.5.4 Alat Analisis yang Digunakan
Adapun alat analisis yang digunakan dalam penulisan ilmiah ini antara lain Garis Tren, Pola Grafik, serta Indikator. Sementara dalam penerapannya penulis menggunakan software Metastock Profesional.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Investasi
2.1.1 Pengertian Investasi
Menurut Abdul Halim (Analisis Investasi 2005:4) Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang.
2.1.2 Jenis-jenis Investasi
Menurut Abdul Halim (Analisis Investasi 2005:4) Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu: investasi pada aset-aset finasial (financial assets) dan investasi pada aset-aset riil (real assets). Investasi sektor real adalah jenis investasi dengan pengadaan asset-asset contohnya seperti tanah, bangunan, mesin dan sebagainya. Investasi sektor financial adalah jenis invesatsi yang penanaman modalnya berupa instrumen-instrumen keuangan di pasar modal maupun pasar uang. Instrument-intrument itu seperti saham, obligasi, valas dan sebagainya.
2.1.3 Resiko
2.1.3.1 Resiko Investasi
Pada dasarnya resiko investasi dibedakan menjadi dua yaitu resiko sistematis dan resiko non-sistematis.
1. Resiko sistematis
Resiko sistematis berhubungan langsung dengan perubahan yang terjadi secara keseluruhan di pasar, seperti laju inflasi, tingkat suku bunga, serta nilai tukar. Artinya resiko yang lebih umum dan tidak berhubungan langsung dengan perusahaan.
2. Resiko non-sistematis
Resiko non-sistematis merupakan resiko yang berhubungan langsung dengan keadaan perusahaan dan industry yang bersangkutan. Artinya resiko yang lebih spesifik dan berhubungan langsung dengan perusahaan.
2.1.3.2 Prinsip-prinsip Investasi
Dalam berinvestasi dikenal beberapa prinsip investasi seperti:
1. High risk high return dan Low risk low return, artinya semakin tinggi resiko yang diambil maka semakin tinggi pula return yang bisa diharapkan, dan semakin rendah resiko yang diambil maka semakin rendah pula return yang bisa diharapkan.
2. Diversification, artinya dengan penganekaragaman resiko akan mengurangi besarnya resiko yang diambil.
3. Long term stability, artinya semakin lama jangka waktu yang diambil maka semakin rendah tingkat resikonya.
2.2 Pasar Modal
2.2.1 Pengertian Pasar Modal
Menurut Sawidji Widoatmodjo (Cara Sehat Investasi Di Pasar Modal 2000 : 13) pada dasarnya pasar modal mirip dengan pasar-pasar lain. Untuk setiap pembeli yang berhasil, selalu harus ada penjual yang berhasil. Jika orang yang ingin membeli jumlahnya lebih banyak daripada yang ingin menjual, harga akan menjadi lebih tinggi, bila tidak ada seorang pun yang ingin membeli an banyak yang mau menjual, harga akan jatuh. Sedangkan yang membedakan dengan pasar-pasar lain adalah barang yang diperdagangkan. Pasar modal memperjualbelikan dana-dana jangka panjang, yaitu dana yang keterikatannya lebih dari satu tahun.
Pasar modal memiliki peranan penting dalam kegiatan ekonomi. Dibanyak Negara, terutama di Negara-negara yang menganut sistem ekonomi pasar, pasar modal telah menjadi sumber kemajuan ekonomi. Pasar modal dapat menjadi sumber dana alternatif. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu Negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal merupakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana(yaitu investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer, pihak yang menerbitkan efek atau emiten).
Dengan adanya pasar modal, maka pihak yang kelebihan dana dapat menginvestasikan dananya dengan harapan mendapatkan keuntungan (return), sedangkana pihak issuer dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya sdana dari operasi perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbal hasil bagi pemilik dana, sesuai karakteristik investasi yang dipilih. Dengan adanya pasar modal, diharapkan aktivitas perekonomian dapat meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan, sehingga dapat beroperasi dengan skala yang lebih besar, dan selanjutnya akan meningkatkan pendapatan perusahaan dan kemakmuran masyarakat luas.
2.2.2 Intrumen Pasar Modal
Surat-surat berharga yang diperdangkan di pasar modal diantaranya:
1. Saham (stock)
Saham merupakan bukti seseorang menyertakan modalnya pada sebuah perusahaan. Saham dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu:
a. Ditinjau dari kemampuan dalam hak tagih, saham dibedakan jadi dua yaitu saham preferen (preffered stock) dan saham biasa (commont stock).
b. Ditinjau dari kinerja perdagangan, saham dibagi menjadi saham unggulan (blue chip), saham pendapatan (income stock), saham pertumbuhan (growth stock), saham spekulatif (speculative stock), dan saham musiman (cyclical stock).
2. Obligasi (bond)
Obligasi merupakan jenis surat berharga yang menandakan pemiliknya memberikan pinjaman kepada pihak yang menerbitkan obligasi tersebut.
3. Right Isue
Right issue merupakan produk turunan dari saham yang memberikan hak kepada pemilik saham untuk membeli saham baru yang dterbitkan.
4. Warrant
Warrant adalah produk turunan dari saham yang memberikan hak kepada pemilik saham untuk membeli saham pada waktu dan harga yang telah ditentukan.
2.3 Saham
2.3.1 Pengertian Saham
Dari buku karangan Sawidji Widoatmodjo (Cara sehat Investasi di Pasar Modal 1996 : 54) secara sederhana saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan.
Dari buku karangan Tjiptono Darmaji dan Hendy M. fakhrudin (PASAR MODAL DI INDONESIA 2006 : 6) Saham (stock atau share) dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
Dari buku karangan T. Dominic H. (BERINVESTASI DI BURSA SAHAM 2008 : 17) Saham (share) stock (stock) adalah istilah yang kurang lebih sama. Keduanya mengacu pada hak kepemilikan terhadap suatu perusahaan (tepatnya modal suatu perusahaan).
Saham merupakan bukti seseorang menyertakan modalnya pada sebuah perusahaan. Dengan memiliki saham seseorang juga ikut memiliki sebuah perusahaan. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.
2.3.2 Keuntungan dan Kerugian Investasi Saham
Semua jenis investasi diharapkan akan menghasilkan keuntungan. Secara garis besar ada dua macam keuntungan dari berinvestasi saham yaitu Deviden dan Capital gain.
1. Deviden adalah pembagian keuntungan yang diberikan kepada pemegang saham atas keuntungan yang diperoleh perusahaan.
2. Capital gain adalah selisih harga beli dengan harga jual suatu saham.
Sedangkan kerugian yang mungkin terjadi diantaranya capital loss, perusahaan bangkrut, perusahaan di delist dari bursa, dan perusahaan di suspend dari bursa.
1. Capital loss adalah selisih minus harga beli dan harga jual suatu saham.
2. Perusahaan bangkrut, jika sebuah perusahaan bangkrut maka akan berdampak langsung pada pemegang saham. Yaitu bisa kehilangan sahamnya bila perusahaan tidak mampu membayar kembali saham tersebut.
3. Saham di delist dari bursa, artinya saham yang bersangkutan dicoret namanya, atau tidak diperdagangkan lagi. Hal ini bisa terjadi bila kinerja perusahaan dinilai buruk oleh otoritas bursa efek.
4. Saham di suspend adalah saham diberhentikan sementara perdagangannya dari bursa efek. Sama halnya dengan di delist, hal ini bisa terjadi jika perusahaan yang bersangkutan memiliki kinerja yang buruk atau tidak menaati peraturan yang ditetapkan bursa.
2.4 Analisis teknikal
2.4.1 Pengertian
Menurut Arief Habib (Kiat Jitu Peramalan Saham, 2008: 166) definisi dari analisis teknikal adalah “ suatu analisa yang mempelajari harga pasar yang memakai alat bantu berupa grafik (chart), dengan tujuan untuk memprediksi harga dimasa yang akan datang”. Ada dua kata kunci dari definisi di atas yakni pergerakan pasar (market action), dan pergerakan harga (price).
2.4.2 Dasar Pemikiran
Mengapa analiisis teknikal digunakan? Para investor jangka pendek meyakini asumsi berikut ini:
1. Market action discounts everything
Analisis teknikal mengasumsikan bahwa harga yang tercermin pada grafik telah menggambarkan semua faktor yang mempengaruhi pasar. Artinya faktor politik, ekonomi, dan faktor fundamental lainya yang mempengaruhi kekuatan penawaran dan permintaan serta psikologi pelaku pasar dapat dibaca dari grafik pergerakan harga masa lalu.
2. Price moves in trends
Analisis teknikal mengasumsikan bahwa harga tidak bergerak secara acak, melainkan berlangsung dalam satu pola tertentu. Pola berlangsung sampai ada tanda bahwa pola pergerakan berhenti dan akhirnya berubah. Dengan menggunakan bantuan chart dan indikator teknikal, arah trend dapat dilihat dan diprediksikan kemana dan sampai kapan.
3. History repeat itself
Analisis teknikal mengasumsikan bahwa perilaku pelaku pasar dimasa lalu adalah sama dengan dimasa kini dalam menyikapi berbagai informasi yang mempengaruhi pasar. Perilaku ini terermin dalam pergerakan harga. Dengan modal ini pergerakan harga dimasa yang akan datang dapat diperkirakan.
2.4.3 Jenis-jenis Analisis Teknikal
Analisis teknikal dibedakan menjadi dua kelompok yaitu analisis teknikal klasik dan analisis teknikal modern. Analisis teknikal klasik lebih melihat pada trend yang sedang terjadi dan pola-pola grafik yang terbentuk. Sedangkan analisis teknikal modern menggunakan bantuan indikator dalam menentukan sinyal beli dan jual.
2.4.3.1 Analisis Teknikal Klasik
Analisis teknikal dibedakan menjadi dua yaitu analisis teknikal klasik dan analisis teknikal modern. Analisis teknikal klasik memperhatikan dan mempelajari pola-pola grafik, dimana pergerakan saham diidentifikasikan dengan pola-pola tertentu. Pola-pola grafik tersebut dibagi menjadi dua yaitu reversal pattern (pembalikan) dan continuation patter (lanjutan).
Adapun pola-pola yang terbentuk dalam reversal pattern adalah sebagai berikut:
1. Head and shoulder top dan Head and shoulder bottom
Pola pembalikan head & shoulder terbentuk setelah tren naik/turun yang berkepanjangan. Pola tersebut terdiri dari tiga puncak, di mana puncak yang berada di tengah (head) adalah puncak yang tertinggi dan dua puncak lainnya memiliki ketinggian lebih rendah. Reaksi harga terendah dari palung yang terbentuk dapat dihubungkan dan akan membentuk garis neckline. Terdapat dua jenis Head and shoulder, yaitu Head and shoulder top dan Head and shoulder bottom.
2. Double top dan Double bottom
Pola ini terbentuk setelah suatu tren turun/naik yang berkepanjangan. Sebagaimana diimplikasikan oleh namanya, pola ini terbentuk dari dua puncak (double top), atau dua palung untuk (double bottom).
3. Triple top dan Triple bottom
Pola ini terbentuk dari tiga harga tertinggi yang diikuti oleh sebuah breakdown di bawah support (untuk triple top), atau tiga harga terendah yang diikuti sebuah breakout (untuk triple bottom).
4. Rounding bottom
Rounding bottom adalah pola pembalikan jangka panjang yang grafiknya berbentuk melengkung dan cembung kebawah. Pola ini terbentuk dari trend bearish lalu konsolidasi dan kemudian secara perlahan-lahan bergerak keatas menjadi trend bullish. Jangka waktu biasanya terjadi sekitar 6 bulan – 1 tahun atau lebih.
5. Falling wedge dan Rising wedge
Rising wedge adalah sebuah pola bearish yang diawali dengan pergerakan harga yang menguat namun diikuti dengan ramge harga yang semakin sempit. Sedangkan falling wedge adalah pola bullish yang diawali dengan pergerakan harga yang melemah dan diikuti dengan pergerakan harga semakin sempit. Pada dasarnya pola ini adalah sama, hanya saja berkebalikan.
Sedangkan pola-pola yang terbentuk dalam continuation pattern adalah sebagai berikut:
1. Flag dan Penants
Flags dan Pennants adalah pola kelanjutan jangka pendek yang menandai konsolidasi kecil sebelum gerakan yang terdahulu mulai lagi. Pola ini biasanya didahului oleh penurunan tajam.
2. Triangle
Pola ini terbentuk oleh range harga yang semakin menyempit, dan ketika titik harga tertinggi-rendah dihubungkan akan membentuk sebuah segitiga (triangle). Terdapat tiga jenis pola triangle yaitu ascending triangle, descending triangle, dan symmetrical triangle.
2.4.3.2 Analisis Teknikal Modern
Berbeda dengan analisis teknikal klasik yang mengandalkan pola-pola grafik, analisis teknikal modern mengandalkan indikator untuk menentukan sinyal beli dan jual. Indikator adalah sekumpulan data yang dihasilkan dari penggunaan sebuah formula terhadap data harga suatu saham. Data harga tersebut merupakan kombinasi dari harga pembukaan (open), tertinggi (high), terendah (low) dan penutupan (close). Analisis teknikal modern juga dikelompokan ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan ciri khas nya. Secara garis besar, analisis teknikal modern dikelompokan kedalam dua kelompok yaitu Trend following indicator dan Momentum indicator. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1. Trend following indicator
Trend following indicator adalah indikator yang mengikuti pergerakan harga, artinya indikator ini berfungsi untuk mengetahui kemanakah tren pergerakan harga yang sedang berlangsung. Indikator ini juga biasa disebut lagging indicator. Salah satu kelamahan dari indikator ini adalah terlambat dalam membaca sinyal beli atau jual. Artinya ketika indikator ini meberikan sinyalnya, harga sudah bergerak duluan. Contoh dari indikator ini diantaranya Moving Average Convergence Divergence dan Moving Average.
2. Momentum indicator
Momentum indicator adalah jenis indikator yang mengidentifikasi titik balik dari pergerakan harga saham. Indikator ini juga biasa disebut leading indicator. Salah satu kelemahan indikator ini adalah resikonya yang terlalu besar karena indikator ini memberikan sinyal yang lebih cepat. Artinya ada kemungkinan terdapat sinyal palsu. Contoh dari indikator ini adalah stochastic oscillator dan relative strength index.
2.4.4 Grafik
2.4.4.1 Fungsi Grafik
Grafik merupakan alat yang paling vital dalam analisis teknikal. Tanpa bantuan grafik investor tidak akan bisa melakukan analisis teknikal. Dalam analisis teknikal grafik mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Grafik digunakan untuk melihat pergerakan harga saham dimasa lalu dan digunakan untuk memprediksikan pergerakan dimasa yang akan datang.
2. Grafik digunakan sebagai timing untuk melakukan transaksi saham.
3. Grafik dapat digunakan untuk melihat perilaku para pelaku pasar pada suatu saham tertentu maupun di suatu bursa.
2.4.4.2 Jenis-jenis Grafik
Terdapat bermacam-macam jenis grafik, namun yang biasa digunakan oleh para investor diantaranya sebagai berikut:
1. Line chart
Line chart adalah garfik yang menghubungkan antara harga penutupan pada setiap harinya. Berikut adalah ilustrasi dari line chart.
Sumber: Contoh grafik pada softwere metastock yang diolah penulis
Gambar 2.1 Line Chart
2. Bar chart (open, high, low, close)
Grafik jenis ini dibentuk dengan manggabungkan empat unsur harga yang terjadi setiap harinya, yaitu open, high, low, dan close. Berikut adalah ilustrasi dari bar chart.
Sumber: Contoh grafik pada softwere metastock yang diolah penulis
Gambar 2.2 Bar Chart
3. Candlestick chart
Mirip dangan bar chart, grafik jenis ini juga dibentuk dengan menggabungkan empat jenis harga yang terjadi tiap harinya. Namun bedanya grafik ini berbentuk batang (candle=lilin) dan bayangan (shadow). Selain itu secara visual grafik jenis ini juga memiliki perbedaan karena antara harga naik dan harga turun dibedakan dengan warna. Grafik ini paling banyak digunakan oleh para investor karena lebih mudah pembacaanya. Berikut ilustrasi dari candlestick chart.
Sumber: Contoh grafik pada softwere metastock yang diolah penulis
Gambar 2.3 Candlestick Chart
2.5 Kajian Penelitian Sejenis
Dalam bagian ini, penulis melakukan kajian sejenis terhadap hasil-hasil penelitian sejenis atau penelitian dengan kesamaan topik atau variabel dengan topik atau variabel yang ditulis penulis. Adapun penelitian ini memiliki kesamaan topik dan variabel dengan beberapa penelitian sebagai berikut: “Penggunaan Analisis Teknikal Modern untuk Pengambilan Keputusan Investasi di Pasar Modal (Study Kasus pada Saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk)” yang disusun oleh Renal Kandijo (21206165, 2009) yang menyatakan bahwa: Analisis Teknikal sangat penting untuk pengambilan keputusan dalam berinvestasi saham, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu acuan dalam merencakan trading yang terkontrol.
Selain itu juga ada penelitian sejenis dari Tumbur Sahat H Manalu (21203047, 2007) tentang Analisis Teknikal Terhadap Pergerakan Harga Pasar Saham Pada PT Astra Argo Lestari Tbk. Secara garis besar penelitian tersebut memiliki kesamaan topik dan variabel dengan penelitian yang dilakukan penulis.
2.6 Alat Analisis yang Digunakan
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metastock Profesional dengan indikator Simple Moving Average serta bantuan garis trend, support dan resistance.
2.6.1 Simple Moving Average
Simple moving average dibentuk dengan menghitung rata-rata (mean) harga saham selama periode waktu tertentu. Pada satu hari perdagangan terdapat empat macam harga yang terbentuk yaitu pembukaan (open), tertinggi (high), terendah (low), dan penutupan (close). Namun kebanyakan moving averages diciptakan dengan menggunakan data harga penutupan (close). Sebagai contoh, simple moving average 5-hari dihitung dengan menjumlahkan harga-harga penutupan 5 hari terakhir dan membagi totalnya dengan 5.
∑xi = 6+ 7 + 8 + 9 + 10 = 40
= (40/5) = 8
Nilai ini diulang untuk setiap ada data harga baru. Nilai-nilai rata-rata tersebut kemudian digabungkan untuk membentuk kurva yang membetuk kurva moving average. Melanjutkan contoh di atas, jika harga penutupan pada hari berikutnya adalah 11, maka harga baru ini akan ditambahkan sehingga hari yang pertama, dalam hal ini adalah 6, akan dihilangkan. Simple moving average 5-hari yang baru akan mendapatkan nilai sebagai berikut:
∑xi = 7 + 8 + 9 + 10 + 11 = 45
= (40/5) = 9
Selama 2 hari terakhir, SMA bergerak dari 8 ke 9. Setiap kali data hari baru ditambahkan, data hari yang terakhir akan dihilangkan dan moving average akan melanjutkan gerak dengan bertambahnya waktu. Demikian seterusnya.
Untuk contoh selanjutnya pada tabel di bawah, dengan menggunakan data harga penutupan dari saham, disajikan contoh perhitungan simple moving average dengan periode 5-hari. Jika perhitungan dilanjutkan, setiap data hari terbaru ditambahkan maka data hari terakhir dibuang. SMA 5-hari untuk hari ke-5 dihitung dengan menjumlahkan data harga dari hari ke-1 sampai hari ke-5 dan membaginya dengan 5. SMA 5-hari untuk hari yang ke-6 dihitung dengan menjumlahkan data harga dari hari ke-2 sampai hai ke-6 dan kemudian dibagi dengan 5. Proses perata-rataan kemudian bergerak ke hari selanjutnya di mana SMA 10-hari untuk hari ke-7 dihitung dengan menjumlahkan data harga dari hari ke-3 sampai dengan hari ke-7, dan membaginya dengan 5. Begitu juga seterusnya perhitungan dilanjutkan sampai hari terakhir.
Berikut contoh perhitungan sederhana dari uraian diatas. Tabel dibawah ini menujukkan daftar harga yang terjadi selama 29 hari dan hasil dari 5-hari.
Daftar harga
N | Harga | SMA |
1 | 60 | |
2 | 70 | |
3 | 80 | |
4 | 90 | |
5 | 100 | 80 |
6 | 110 | 90 |
7 | 130 | 102 |
8 | 140 | 114 |
9 | 120 | 120 |
10 | 110 | 122 |
11 | 90 | 118 |
12 | 90 | 110 |
13 | 90 | 100 |
14 | 100 | 96 |
15 | 110 | 96 |
16 | 120 | 102 |
17 | 130 | 110 |
18 | 150 | 122 |
19 | 170 | 136 |
20 | 160 | 146 |
21 | 150 | 154 |
22 | 130 | 152 |
23 | 120 | 146 |
24 | 110 | 134 |
25 | 90 | 120 |
26 | 80 | 106 |
27 | 60 | 92 |
28 | 50 | 78 |
29 | 70 | 70 |
Tabel 2.1 Harga dan SMA
Dari tabel harga dan SMA diatas akan terbentuk dua kurva harga dan SMA dibawah ini.
Gambar 2.4 Simple Moving Average
Grafik yang berwarna biru menunjukkan pergerakan harga. Sedangkan yang berwarna ungu merupakan grafik SMA dengan periode 5. Dari grafik tersebut dapat dilihat terjadi 4 kali perpotongan antara grafik harga dengan grafik SMA 5-hari. Pada perpotongan pertama grafik SMA memotong grafik harga dari bawah, merupakan sinyal jual, sedang terjadi tren penurunan. Pada perpotongan kedua gantian grafik harga memotong grafik SMA dari bawah, merupakan sinyal beli, mulai terjadi tren menguat. Kemudian pada hari ke 21, setelah terjadi tren penguatan harga mulai bergerak turun dan kembali memotong grafik SMA dari atas, merupakan sinyal jual, tren menurun. Terakhir pada hari ke 29 harga mulai bergerak keatas dan memotong grafik SMA dari bawah, sinyal beli, tren naik.
2.6.2 Trend
Mendeteksi Trend merupakan salah satu cara yang paling sederhana dalam melihat arah pergerakan harga saham. Trend dapat dibentuk dengan menghubungkan titik-titk tertinggi dan terendah dari pergerakan harga pada grafik. Ada tiga macam garis trend yang bisa dibentuk yaitu Uptrend, Downtrend, dan Sideways-trend. Uptrend artinya tren yang sedang terjadi adalah penguatan, harga saham cenderung mengalami kenaikan. Downtrend artinya tren yang sedang terjadi adalah pelemahan, harga saham cenderung mengalami penurunan. Sedangkan sideways artinya harga saham cenderung bergerak pada range itu-itu saja, cenderung tidak terjadi penerunan atau kenaikan harga saham. Dibawah ini contoh dari garis-garis trend pada grafik.
1. Uptrend
Sumber: Contoh grafik pada softwere metastock yang diolah penulis
Gambar 2.5 Uptrend
2. Downtrend
Sumber: Contoh grafik pada softwere metastock yang diolah penulis
Gambar 2.6 Downtrend
3. Sideways-trend
Sumber: Contoh grafik pada softwere metastock yang diolah penulis
Gambar 2.7 Sidewaystrend
Trend adalah kondisi dari pergerakan harga apakah sedang mengalami penguatan atau pelemahan. Terdapat tiga jenis tren yaitu uptrend, downtrend, dan sidewaystrend. Uptrend adalah tren penguatan, artinya harga bergerak keatas atau harga mengalami kenaikan. Downtrend adalah trend penurunan, artinya harga bergerak kebawah atau harga mengalami penurunan. Sedangkan sidewaystrend adalah pergeakan harga cenderung mendatar dengan range harga tertentu. Trend bisa digunakan untuk mendeteksi apakah harga akan turun atau naik dengan melihat trend yang sedang terjadi. Untuk investor jangka menengah , trend bisa digunakan untuk strategi trading. Jika trend yang terjadi uptrend, maka kita bisa melakukan beli, sedangkan jika tren yang terjadi downtrend, maka sebaiknya menunggu sampai harga kembali mengalami trend penguatan. Berikut ilustrasi dari garis trend pada grafik:
Sumber: Contoh grafik pada softwere metastock yang diolah penulis
Gambar 2.8 Trend
2.6.3 Support dan Resistance
Selain trend, ada lagi garis yang biasa digunakan oleh investor dalam mebantu analisisnya. Garis itu adalah support dan resistence. Menurut Rachmad Hakim S dan Rahmad Suryo (Panduan Menjadi Forex Trader 2009:33) Support dan resistance merupakan level kritis yang menggambarkan psikologi pasar dalam mengambil keputusan. Keduanya adalah sama-sama garis tahanan yang menahan harga bergerak lebih jauh. Bedanya support berada dibawah grafik, sedangkan resistance berada diatas grafik. Support dan resistance merupakan level psikologis pasar. Artinya jika support atau resistance berhasil ditembus, maka ada kemungkinan harga akan bergerak semakin jauh. Dibawah ini contoh garis support dan resistance pada grafik:
Sumber: Contoh grafik pada softwere metastock yang diolah penulis
Gambar 2.9 Support dan Resistance
Support dan Resistance adalah kunci dari bertemunya kekuatan penawaran dan permintaan. Di pasar finansial, harga terbentuk oleh adanya kelebihan penawaran (turun) dan permintaan (naik). Secara sederhana Support dan resistance dapat digunakan untuk menentukan kapan waktu beli atau jual. Sinyal beli adalah ketika harga mulai memantul keatas menjauhi garis support, atau harga berhasil menembus garis resistance (breakout). Sedangkan sinyal jual adalah ketika harga mulai bergerak turun meninggalkan garis resistance, atau harga menembus garis support (breakdown). Strategi ini bisa digunakan oleh investor jangka pendek (kurang dari satu bulan). Berikut adalah ilustrasi grafik dari strategi support dan resistance:
Sumber: Contoh grafik pada softwere metastock yang diolah penulis
Gambar 2.10 Support dan Resistance
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ilmiah ini adalah PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai salah satu perusahaan yang telah memperdagangkan perusahaanya secara terbuka.
3.1.1 Gambaran Umum Perusahaan
Berawal dari sebuah perusahaan mi instan, Indofood secara progresif telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutions dengan kegiatan operasi yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di rak para pedagang eceran. Sebagai perusahaan terkemuka dalam industri makanan olahan di Indonesia, Indofood didukung oleh sistem distribusi yang ekstensif sehingga produk-produknya dikenal di seluruh penjuru Nusantara. Perseroan mengoperasikan empat Kelompok Usaha Strategis (Grup) yang saling melengkapi:
1. Produk Konsumen Bermerek (CBP), memproduksi berbagai macam produk makanan dalam kemasan yang tercakup dalam Divisi Mi Instan, Penyedap Makanan, Makanan Ringan, Nutrisi & Makanan Khusus serta Biskuit. Dengan diakuisisinya PT Indolakto (Indolakto) pada tahun 2008, Divisi Dairy merupakan segmen baru di Grup CBP, yang akan memperkuat posisi grup ini di pasar yang memiliki pertumbuhan pesat. Kegiatan Grup CBP didukung oleh Divisi Bumbu dan Kemasan.
- Bogasari, memiliki kegiatan utama memproduksi tepung terigu dan pasta. Kegiatan grup ini didukung oleh unit perkapalan.
- Agribisnis, kegiatan utama grup ini meliputi penelitian dan pengembangan, pembibitan kelapa sawit, pemuliaan, termasuk juga penyulingan, branding, serta pemasaran minyak goreng, margarin dan shortening. Disamping itu, kegiatan usaha grup ini juga mencakup pemuliaan dan pengolahan karet, tebu, kakao dan teh.
- Distribusi, memiliki jaringan distribusi yang paling luas di Indonesia. Grup ini mendistribusikan hampir seluruh produk konsumen Indofood dan produk-produk pihak ketiga.
Warisan Indofood terbesar saat ini adalah kekuatan merek-merek yang dimilikinya, bahkan banyak di antara merek tersebut melekat di hati masyarakat Indonesia selama bertahun-tahun. Ini termasuk beberapa merek mi instan (Indomie, Supermi dan Sarimi), tepung terigu (Segitiga Biru, Kunci Biru dan Cakra Kembar), minyak goreng (Bimoli), margarin (Simas Palmia). Meskipun menghadapi kompetisi ketat, merek-merek ini tetap merupakan pemimpin pasar di masing-masing segmennya , dikenal atas produknya yang berkualitas dengan harga terjangkau. (http://www.indofood.com/about_at_glance.aspx)
3.1.2 Manajemen dan Pengawasan
Sesuai dengan anggaran dasar perusahaan, kepengurusan perusahaan berada dilakukan oleh Direksi dan berada di bawah Dewan Komisaris. Anggotanya dipilih oleh rapat umum pemegang saham untuk masa jabatan 5 tahun. Adapun susunan Direksi dan Dewan Komisaris saat ini adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
President Commissioner: Manuel V. Pangilinan
Bapak Manuel V. Pangilinan menjabat sebagai Komisaris Utama Indofood sejak tahun 1999. Selain menjabat sebagai Managing Director dan Chief Executive Officer di First Pacific Company Limited, Hong Kong dan sebagai Chairman di Philippine Long Distance Telephone Company (PLDT), Smart Communications Inc, dan Metro Pacific Investments Corporation di Filipina, beliau juga menjadi pimpinan di beberapa perusahaan lainnya. Latar belakang pendidikan beliau dimulai dengan diraihnya gelar Bachelor of Arts dari Ateneo de Manila University, di Filipina dan dilanjutkan dengan diraihnya gelar Master of Business Administration dari institusi terkemuka University of Pennsylvania, Wharton School, AS. Pada tahun 2006, Kantor Kepresidenan Filipina memberikan gelar Order of Lakandula, rank of Komandante atas jasa beliau kepada perkembangan ekonomi negara. Beberapa penghargaan lainnya yang beliau terima adalah Management Man of the Year dari Management Association of the Philippines, serta gelar Doktor Kehormatan dari San Beda College dan Xavier University di Filipina.
Commissioner:
- Benny S. Santoso
- Edward A. Tortorici
- Ibrahim Risjad
- Albert del Rosario
- Robert Charles Nicholson
- Graham L. Pickles
- Utomo Josodirdjo
- Torstein Stephansen
- Wahjudi Prakarsa
Direktur
Direktor utama: Anthoni Salim
Bapak Anthoni Salim diangkat menjadi Direktur Utama dan Chief Executive Officer Indofood pada tahun 2004. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Wakil Direktur Utama atau Komisaris Perseroan. Saat ini, beliau juga menjabat sebagai Direktur Utama dan Chief Executive Officer Grup Salim, serta Chairman dari Grup First Pacific di Hong Kong. Bapak Anthoni Salim memperoleh gelar Bachelor of Arts di bidang bisnis dari Ewell County Technical College di London, Inggris.
Direktur:
- Fransiscus Welirang – Direktur
- Tjhie Tje Fie (Thomas Tjhie) – Direktur
- Darmawan Sarsito (Kevin Sietho) – Direktur
- Taufik Wiraatmadja – Direktur
- Peter Kradolfer – Direktur
- Moleonoto (Paulus Moleonoto) – Direktur
- Axton Salim – Direktur
- Werianty Setiawan – Direktur
- Werianty Setiawan – Direktur
(http://www.indofood.com/about_at_glance.aspx)
3.1.3 Visi dan Misi Perusahaan
Visi
Menjadi Perusahaan Total Food Solutions
Misi
1. Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan kami, proses produksi kami, dan teknologi kami
- Menyediakan produk yang berkualitas tinggi, inovatif dengan harga terjangkau, yang merupakan pilihan pelanggan
- Memastikan ketersediaan produk bagi pelanggan domestik maupun internasional
- Memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup bangsa Indonesia, khususnya dalam bidang nutrisi
- Meningkatkan stakeholders’ value secara berkesinambungan
(http://www.indofood.com/about_at_glance.aspx)
3.1.4 Pemegang Saham
Struktur Pemegang Saham (per Desember 2008)
Nama Pemegang Saham | Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh | Persentase Kepemilikan |
CAB Holdings Limited | 4.394.603.450 | 50,05% |
Direksi dan Komosaris | 4.298.700 | 0,05% |
Publik (kepemilikan di bawah 5%) | 4.381.524.350 | 49,90% |
Jumlah | 8.780.426.500 | 100% |
(http://www.indofood.com/about_at_glance.aspx)
3.2 Data dan Variabel
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pergerakan harga saham PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk selama tahun 2009 yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Data yang diambil adalah data harga pembukaan (open), terendah (low), tertinggi (high), dan penutupan (close). Sedangkan data yang digunakan untuk analisis adalah data harga penutupan (close). Data diperoleh dari situs yahoo finance.
3.3 Metode Pengumpulan Data
3.3.1 Studi Pustaka
Pengumpulan teori-teori yang diperlukan serta sumber tertulis lainnya yang berhubungan dengan penulisan ilmiah ini.
3.3.2 Studi Lapangan
Data yang dipakai dalam penulisan ilmiah ini berasal dari daftar pergerakan harga saham yang diperoleh dari situs yahoo finance.
3.4 Alat Analisis yang Digunakan
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ilmiah ini adalah software Metastock Profesional dengan menggunakan indikator Simple Moving Average. Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan garis trend serta garis support dan resistance. Berikut adalah penjelasan dari masing alat analisis yang digunakan penulis:
1. Metastock Profesional
Dengan menggunakan software ini penulis dimudahkan dalam perhitungan dan dalam pembuatan grafik. Penulis tidak perlu lagi menghitung indikator dan menggambar grafik yang diigunakan secara manual, akan tetapi cukup memasukan data-data yang diperlukan ke software.
2. Simple Moving Average (SMA)
Seorang investor yang menggunakan analisis teknikal, dalam analisisnya tidak akan terlepas dari indikator. Dalam penelitian ilmiah ini penulis manggunakan indikator Simple Moving Average. Indikator ini menghitung pergerakan rata-rata perubahan harga saham pada masa lalu. Sinyal beli adalah ketika grafik harga memotong garis Simple Moving Average dari bawah. Sedangkan sinyal jual adalah ketika garis Simple Moving Average memotong grafik harga dari bawah.
3. Garis Trend
Dengan mendetaksi trend yang sedang terjadi, secara sederhana seorang investor dapat menggunakan garis trend sebagai alat bantu analisis. Dengan bantuan garis trend kita dapat dengan mudah mengetahui trend yang sedang terjadi, apakah sedang terjadi penguatan, penurunan, atau konsolidasi. Bagi investor jangka menengah, garis trend dapat dipakai sebagai strategi trading. Sinyal beli adalah ketika harga mulai berganti dari trend menurun ke trend menguat. Sebaliknya sinyal jual adalah ketika harga mulai berganti dari trend menguat ke trend menurun.
4. Garis Support dan Resistance
Dengan bantuan garis support dan resistance, seorang investor dapat mengetahui level kritis yang menggambarkan psikologi pasar dalam mengambil keputusan. Secara sederhana, seorang investor dapat menggunakan garis support dan resistance sebagai strategi trading. Sinyal beli adalah ketika harga mulai bergerak keatas menjauhi garis support, atau ketika harga berhasil menembus garis resistance. Sinyal jual adalah ketika harga mulai bergerak kebawah menjauhi garis resistance, atau ketika harga menembus garis support.
0 komentar:
Posting Komentar